Pencanangan Hari Jadi Ke-276 Tahun Pondokgede

02 Februari 2022user
Pencanangan Hari Jadi Ke-276 Tahun Pondokgede
KOTA BEKASI - Diskusi kebudayaan dan sejarah sekaligus bedah buku "Sketsa Masa Lalu Pondokgede" Karya GJ. Nawi digelar di Plaza Pondokgede sebagai rangkaian dari pencanangan hari jadi yang ke 276 Tahun Pondokgede, Rabu (02/02/2022). 

Hadir secara langsung sekaligus membuka acara, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzanul Ulum. Turut hadir mendampingi, Camat Pondok Gede Ahmad Sahroni, Sekretaris Camat Pondok Gede Teti Handayani, tokoh masyarakat, akademisi, budayawan, sejumlah komunitas dan para pelajar yang hadir sebagai peserta dalam acara bedah buku dan diskusi sejarah kebudayaan Pondokgede. 

Wakil Gubernur Jawa Barat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penggagas acara dari komunitas Penter. Komunitas Penter adalah komunitas yang bergerak di bidang sosial, seni, budaya sekaligus menjadi inisiator dalam pencanangan hari jadi Pondokgede ke 276 Tahun. 

Lebih lanjut, Wagub memberikan pesan dan arahannya. "Kita harus ingat apa yang telah disampaikan oleh Bung Karno,  jangan pernah sekali-kali lupakan sejarah (Jasmerah)." Ungkapnya. Beliau juga menegaskan akan terus mengupayakan agar Pemerintah Kota Bekasi dan Provinsi Jawa Barat segera memproses dan mengesahkan usulan ini. 

"Maksud dan tujuan pencanangan Hari Jadi Pondokgede yang akan diperingati setiap 1 Februari ini semata-mata hanya ingin membangkitkan kembali memori kolektif masyarakat terkait sejarah Pondokgede di masa lalu dan mengenalkannya ke khalayak umum serta menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya untuk menghadapi kehidupan di masa kini dan tantangan di masa depan”, ujar KH. Syamsudin HS., M.Ag, selaku Direktur Penter sekaligus Ketua Panitia kegiatan ini. 

Acara dilanjutkan dengan diskusi dan  bedah buku Sketsa Masa Lalu Pondokgede yang diisi oleh beberapa panelis, mewakili beberapa elemen masyarakat. Diantaranya dari akademis terdapat DR. Tri Wahyuning Irsyam, guru besar dan Sejarawan UI, sementara dari elemen masyarakat lokal diwakili oleh tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin non formal, seperti KH. Ridwan Abdullah seorang ulama dan tokoh masyarakat Pondokgede, Suta Camin yang menjadi Kokolot atau tetua adat Kampung Adat Kranggan, Aloysius Eko Praptanto budayawan Kampung Sawah yang juga anggota Forum Kerukunan Umat Beragama Bekasi dan Uppala yang menjadi sesepuh dan tokoh masyarakat Tionghoa Bojongnangka, Pondokgede, serta Nurbakti Priambodo sebagai salah satu warga yang pernah tinggal di lingkungan kompleks Inkopau Pondokgede (dahulu Landhuis Pondokgede).

Dari hasil diskusi dan bedah buku Sketsa Masa Lalu Pondokgede yang dikupas oleh para narasumber diketahui bahwa nama Pondokgede sebagai sebuah toponim yang tertua tercatat dalam sejarah, di mana tertera pada Vergunning atau izin pendirian pasar di Pondokgede oleh Gubernur VOC Gustaaf Willem Baron van Imhoff pada tanggal 1 Februari 1746.

Dari catatan sejarah tertua tentang nama Pondokgede tersebut, Komunitas Penter mengusulkan Pencanangan “Hari Jadi Pondokgede” pada 1 Februari 1746 yang akan diperingati setiap tanggal 1 Februari oleh instansi terkait dan warga masyarakat Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat. (IF-PIP)
DISKOMINFOSTANDIAlamat
Jl. Lap. Bekasi Tengah No. 2 Margahayu Bekasi Timur - 17113
SOSMEDLink Sosial Media
Silahkan kunjungi alamat akun sosial media kami dibawah ini.
DISKOMINFOSTANDIAlamat
Jl. Lap. Bekasi Tengah No. 2 Margahayu Bekasi Timur - 17113
Sosmed Link Media Sosial
Silahkan kunjungi alamat akun sosial media kami dibawah ini.

All rights reserved.

Copyright by DISKOMINFOSTANDI KOTA BEKASI. All rights reserved.

Popup Image